Kamis, 20 Juni 2013

GURU LUAR ANGKASA

 
BEIJING - Seorang astronot wanita asal China yang mengorbit 340 kilometer di atas Bumi memberikan materi pelajaran kepada anak-anak sekolah di China melalui video dari luar angkasa. Wang Yaping, astronot wanita ini menunjukkan cara beraktivitas di ruang tanpa gravitasi.

Dilansir Voanews, Kamis (20/6/2013), Wang Yaping, yang merupakan astronot wanita China kedua menjadi bagian dari tiga kru astronot yang dikirim ke luar angkasa pekan lalu. Mereka menggunakan pesawat luar angkasa Shenzhou-10.

Wang memberikan materi pelajarannnya dari laboratorium luar angkasa Tiangong-1. Wang berpartisipasi dalam sesi tanya dan jawab dengan pelajar di sekolah Beijing.

Ia juga menunjukkan percobaan bagaimana objek bereaksi di lingkungan gravitasi nol. Media setempat mengatakan bahwa lebih dari 60 juta pelajar dan guru antusias menyaksikan kuliah tersebut, yang merupakan hal yang pertama kali terjadi di China.

Seperti diketahui, program luar angkasa di China merupakan terobosan besar dalam waktu yang relatif singkat. Di 2003, China mengirim astronot pertama ke luar angkasa. Lima tahun kemudian, mereka berhasil melakukan spacewalk pertama kalinya.

Kabarnya, China menjalani misi selama 15 hari. Durasi tersebut merupakan yang terpanjang yang pernah dilakukan kru asal negeri tirai bambu tersebut.

Misi tersebut merupakan langkah penting menuju pembangunan stasiun luar angkasa permanen, di mana China berharap bisa merampungkan stasiun ekstraterestrial tersebut pada 2020. (fmh)


sumber: http://techno.okezone.com/read/2013/06/20/56/825150/astronot-china-jadi-guru-sekolah-di-luar-angkasa 
 

Selasa, 11 Juni 2013

Ibu Een Sukaesih Sang Guru Bintang

Ditengah pemberitaan tentang keserakahan para koruptor ternyata masih ada manusia Indonesia yang mempunyai pikiran yang cemerlang dengan hati yang bersih sehingga berani mengorbankan kepentingan diri demi kepentingan orang lain, bangsa dan negara bukan sebaliknya (koruptor). Mereka adalah penerima Anugerah Liputan6 Award, salah satunya adalah Ibu Een Sukaesih.

Keterbatasan fisik karena tubuhnya yang lumpuh tidak menjadi penghalang untuk Een Sukaesih seorang guru asal Sumedang, Jawa Barat ini untuk mengajar meski dari atas tempat tidur. Hampir 26 tahun sudah Een mengabdikan hidupnya untuk mengajar, menyemai ilmu dan kasih sayang untuk siswanya yang datang silih berganti kerumahnya. “Mulai dari 1986, saya sudah terbaring di tempat tidur ini sambil mengajar. Hal ini terjadi diakibatkan penyakit rematoid artifis yang terjadi 26 tahun yang lalu,” kata Een saat ditemui wartawan dirumahnya. Dedikasi dan pengabdian Een Sukaesih kemarin (23/5) menghantarkannya ke Jakarta untuk menerima penghargaan khusus Special Achievement Liputan6 Award untuk kategori Inovasi, Kemanusian, Pendidikan, Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan. Penghargaan secara khusus diserahkan langsung oleh mantan Wakil Presiden Yusuf Kalla yang juga menjadi dewan juru kepada ibu Een Sukaesih.




Mencari kediaman Een Sukaesih di Dusun Batukarut, RT01 RW06, Desa Cibereum Wetan, Cimalaka, Sumedang, Jawa Barat tak terlalu sulit. Warga mengenal baik sosok ‘Ibu Guru’ istimewa ini. Ya, karena ia seorang luar biasa, Umumnya orang memberi di saat lapang, tetapi Een berbeda. Dalam keterbatasannya, ia membantu menyiapkan masa depan orang lain dengan cara membagi ilmu dan kasih sayang, serta menjadi sahabat bagi anak didiknya.

Kelumpuhan yang dialami Een berawal sejak Een kelas 3 SPG (Sekolah Pendidikan Guru waktu itu). Een kerap kali merasakan sendi-sendi tangannya ngilu. Dari hasil tes laboratorium 5 April 1982 dokter menyatakan Een menderita Rheumathoid Artitis. Belum ada obatnya. Hancur hati perempuan muda itu, dan mengucapkan selamat tinggal kepada cita-citanya menjadi guru. Gurunya yang tahu akan potensi Een tidak membiarkan siswa kesayangannya ini patah semangat. Ia sampai menahan ijazah Een demi memaksanya untuk ikut tes ke perguruan tinggi. Benar saja, Een lulus tes penyaringan dan diterima di Program Diploma 3 Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan di IKIP Bandung.




Pada 1985 Een lulus dengan nilai cukup baik, dan diangkat jadi guru di SMA Sindang Laut, Cirebon, Jawa Barat. Sebulan di sana, sebelum sempat prajabatan, Een sudah tak kuasa menahan sakit. Een pun pulang ke Sumedang. Sejak saat itu Een Sukaesih menjadi lumpuh total. Meski begitu, Een tetap berusaha ikhlas menerima penyakitnya dan kondisinya. Ia terus berdoa memohon kesembuhan dari-Nya. Ia putar otak untuk mengisi waktunya yang hening dengan sesuatu yang bermanfaat. Doanya pun terjawab. Dari mengajar anak kerabat dan keponakannya membuatkan pekerjaan rumah, kini anak-anak tetangga berjumlah puluhan orang menjadi ‘murid’nya. Tanpa memungut bayaran alias gratis. Untuk dedikasinya pada pendidikan, Een beroleh sejumlah penghargaan, di antaranya Dompet Dhuafa Award 2010, lalu Education Award dari Bank Syariah Mandiri (BSM), lalu dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Kartini Award 2012 dan Tupperware She Can! untuk karya inspiratifnya.

Sungguh luar biasa memang Profil Een Sukaesih Guru Lumpuh Penerima Anugerah Liputan6 Award ini. Saya pun sempat terharu saat nonton acara Liputan6 Award ini di SCTV. Semua hadirin yang hadir langsung berdiri saat Een Sukaesih yang hanya terbaring dikasur diboyong keatas panggung oleh beberapa muridnya untuk menerima penghargaan yang diserahkan oleh Bapak Yusuf Kalla. Beberapa penonton terlihat meneteskan airmata melihat momen ini. Bahkan penyanyi tersohor dari Amerika Keith Martin pun secara khusus menyanyikan lagu “Because Of You” dihadapan Een sebagai bentuk penghargaan atas dedikasinya yang luar biasa. Semoga Allah selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta kelapangan hati untukmu bu Een dan terus semangat untuk mengajar !.

Sumber:  http://20222716.siap-sekolah.com/2013/06/07/profil-een-sukaesih-guru-lumpuh-penerima-anugerah-liputan6-award/